Jumat, 26 September 2008

Mudik

layaknya kebiasaan masyarakat Indonesia tercinta menyambut datangnya hari raya Idul Fitri yang dikenal dengan istilah Mudik ( sampe sekarang aku belum tau tu kata mudik asalnya dari mana, tapi yang pasti istilah mudik identik dengan para perantau yang kembali kekampung halamannya untuk merayakan Idul Fitri bersama sanak saudara mereka ), sore inipun aku bakalan mudik ke pulau garam ( begitulah julukan buat pulau madura kampung halamanku ). Madura dibagi menjadi empat kabupaten, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan terakhir Sumenep. Nah...kabupaten yang aku tulis dengan cetak tebal itulah kabupaten kampung halamanku, kota yang panas, kering, kota yang khas dengan momumen arek lancor nya, kota yang pendapatan terbesarnya dari tembakau, kota tempat aku lahir dan tumbuh selama 19 tahun, klo dipikir-pikir lama juga ya aku hidup disana, tapi..........gak banyak kenangan yang aku ingat tentang hidupku dikota ini ( don't know why.....tpi yang pasti bukan karena amnesia he....3 ).

Well, males sebenarnya yang mo mudik, jalanan pasti ramai, serba antri....capek,penat, jenuh pasti bakal aku rasain pas jalan pulang ntar apalagi aku naek kendaraan umum, sendiri lagi....ya even dari Malang ke Surabaya ada yang nemenin, tpi tetap aja Surabaya - Pamekasan aku sendiri, padahal rute jalan ini yang paling bikin aku bored. Jadi, rencana mudikku sore ini begini : dari kost aku bedua ma temen kost bakal naek angkot ke terminal arjosari, ( kira-kira 45 menit ) dari arjosari naek bus antar kota ke terminal purbaya surabaya(2-2,5 jam), nah...dari situ naek bus kota, temenku turun di TP dan bakal dijemput temennya buat mudik ke Jakarta, aku meluncur langsung ke pelabuhan( 45'-1 jam), trus nyabrang pulau naek kapal "ferry"(30 menit), bis itu naek bis lagi ke Pamekasan (3 jam), dari terminal pamekasan aku harus naek angkot lagi buat nyampe ke rumah. jadi....total perjalanan memakan waktu kurang lebih 7 jam, itu perkiraan klo hari-hari biasa, tapi klo waktunya mudik2an begini, tau de bakal brapa jam dijalan.

Saat nyampe kerumah nanti, aku dah bisa nebak hal apa aja yang bakal ibuk komentari dari aku, dari rambutku yang sekarang mulai gondrong dan jauh dari kesan rapi, bibirku yang semakin item karna kebanyakan ngerokok dan badanku yang kurus banget gara-gara tidur ga teratur. hm............it would be a hard day today

Kamis, 25 September 2008

Malang Aikido Club

well, 3 bulan trakhir ini aku belajar seni bela diri tradisional Jepang, Aikido di Dojo Tamashii Malang Aikido Club yang diketuai oleh Sensei Supartak.

Aku masi ingat banget pas pertama datang ke dojo awal Juli lalu, jadi dojo kita itu ada dilantai 2 yang luasnya kira-kira seukuran lapangan footsal dari sebuah gedung semacam gedung serba guna yang kayanya dah lumayan tua yang lantai dasarnya adalah tempat parkir, dan emang gedung itu cuma punya 2 lantai, nah pas aku parkir motor dilantai dasar aku dengar suara simultan yang 'menggetarkan' seluruh gedung tua itu, sebelum naik, aku coba menganalisa sumber suara itu....
"it sound like somebody hit the wall....oh gedung sebelah lagi direnovasi pling........ "
"tpi........well suara karung isi beras yang dijatuhkan dari ketinggian kli........"
saat lamunanku belum berhasil menemukan jawaban yang pas dari sumber suara tadi, teriakan temanku yang mengisyaratkan untuk naik membuyarkan lamunanku dan bergegaslah aku ikutin dia. Temanku ini, named Winda who introduce me about Malang Aikido Club. Sebelumnya aku emang lagi nyari-nyari tempat latihannya Aikido ini di Malang tapi ga ketemu, eh kok si Winda ini masang foto dia lagi latihan di ym nya, gara-gara foto itu aku tanya-tanya tentang Aikido ma dia, ternyata dia dah setahun lebih ikutan Aikido.
Pas dah dilantai 2, penasaranku tentang sumber suara tadi terjawab sudah, ternyata lagi ada acara banting membanting di situ, waw.......serem....., melihat ekspresi mukaku yang kaget dan sedikit ketakutan, seorang kakek-kakek yang ternyata adalah Sensei dari dojo ini, datang nyamperin aku, kontan aku jabat tangannya dan memperkenalkan diri
"saya Saipul pak, temennya Winda"
"ohya.....mo ikut latihan Aikido juga ?" balas si kakek
"i...ya pak"dengan nada suara yang agak keriting karna masi shock
"tpi...sekarang saya mo lihat-lihat dulu pak,soalnya blum bawa kostumnya" sebenarnya si takut
"oh....silakan-silakan, yang barusan itu adalah latihan bantingan untuk tingkat advance, klo masi baru kaya adek, gak kaya itu bantingannya" penjelasan si kakek.
hehe, si kakek, tau aja klo aku ketakutan....

Syukurlah....kesan pertamaku yang menyeramkan tadi, tidak menyurutkan niat ku buat belajar Aikido, karna sebenarnya Aikido itu adalah seni beladiri yang halus dan mengalir. Jargon dari Aikido sendiri adalah The Art of Peace.

Aikido diciptakan oleh seorang ksatria dari Jepang, Morihei Ueshiba. Inti dari gerakan Aikido adalah meminjam dan menyalurkan tenaga lawan kemudian menyalurkannya, sehingga serangan dapat dinetralisir dengan jatuhan atau kuncian, gerakannya sendiri sulit distandartkan, sangat fleksibel, mengalir bagai air dan udara, tetapi tidak mengambang di awang-awang.
Aikido lebih menekankan kepada pola pikir, pola sikap, dan tindakan yang benar dan bijak dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia dan alam sekitar. Aikido tidak mengajarkan bagaimana menjadi seorang Fighter atau jago bertarung, tetapi lebih kepada latihan menempa diri untuk dapat menaklukkan diri sendiri.
Aikido sendiri merupakan gabungan dari 3 kata, yaitu : AI yang artinya penyelarasan, KI yang artinya tenaga kehidupan dan spirit, dan DO yaitu jalan.

MOVE LIKE A BEAM OF LIGHT,
FLY LIKE LIGHTNING,
STRIKE LIKE A THUNDER,
WHIRL IN CIRCLES AROUND A STABLE CENTRE. ( MORIHEI UESHIBA )

Rabu, 24 September 2008

Beasiswa

Just a few minutes ago, seorang teman ngabarin aku lewat YM tentang pengajuan beasiswanya yang keterima, dia bilang gini :"aku lagi seneng ni hari ni, beasiswaku keterima" trus aku bales dengan ekspresi kaget :"lah....emang kmu ngajuin beasiswa ?" trus dibalasnya :"iya, dan aku dapet, tpi sayang dapetnya cma dikit, ga bisa dipake buat shopping..."dan seterusnya aku komentari dia dengan nada yang agak tinggi, tau knapa ? karna aku tau pasti klo temenku ini masi punya orang tua yang kaya raya, yang punya duit lebih dari cukup buat biayain kuliah dia.

Inilah gambaran mahasiswa saat ini, egois, materialis, opportunis, dah ga ada lagi kepedulian, kepekaan. Jangankan peduli dengan negaranya, peduli dengan temannya sesama mahasiswa yang lebih berhak menerima beasiswa aja udah nggak, lalu dimana peran mahasiswa sebagai social control dan agent of change ?, atau mungkin mahasiswa saat ini ga tau klo selain belajar meraka juga punya kewajiban seperti diatas ?entahlah.....

Saat temenku tadi aku tanya syarat-syarat ngajuin beasiswa, dia bilang hanya butuh ktm, transkrip nilai, dan surat keterangan sebagai aktivis kampus, ga perlu surat keterangan tidak mampu, ga perlu kartu kelurga, dan ga perlu slip gaji orang tua. Pantas saja dia bisa dapat, kalau parameter mendapatkan beasiswa hanya nilai dan keaktifan, anak orang terkaya sedunia pun juga bisa dapat, artinya peluang mahasiswa kurang mampu untuk dapat beasiswa jadi berkurang, padahal merekalah yang berhak mendapatkannya.

Temenku ini yang notabene adalah aktivis kampus, ngerasa berhak nerima beasiswa itu karna katanya ini adalah beasiswa buat para aktivis kampus dan ga ada hubungannya dengan beasiswa buat mahasiswa ga mampu, hm.......emang aku pernah dengar tentang jenis beasiswa seperti itu, bahkan ada pula beasiswa bagi mahasiswa berprestasi. Tapi........mau aktivis kampus kek, mau mahasiwa berprestasi kek, klo dah kaya ngapain ngajuin permohonan beasiswa segala ?

Mungkin fakta seperti ini yang menyebabkan keaadan sosial di negara kita ini menjadi seperti sekarang ini, dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin miskin dan tertindas, karna antar individu dah ga saling peduli, karna kebijakan-kebijakan penguasa yang sama sekali tidak memberikan peluang lebih bagi kaum miskin untuk lebih mensejahterakan hidup mereka.